You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue. Default Website Title

Sejarah dan Asal-Usul Nagari Tanjung Alai

Administrator 10 Agustus 2025 Dibaca 19 Kali
Sejarah dan Asal-Usul Nagari Tanjung Alai

Kisah berdirinya Nagari Tanjung Alai berawal dari sebuah perjalanan panjang para nenek moyang sekitar 350 tahun yang lalu. Pada masa itu, tiga rombongan perantau datang ke wilayah ini dengan tujuan mencari sebuah pemukiman baru yang aman, subur, dan cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam.

Setelah menjelajahi daerah sekitar, ketiga rombongan tersebut akhirnya bertemu di sebuah lokasi yang tanahnya agak menjorok, atau yang dalam istilah setempat disebut Tanjung. Di tempat pertemuan itu, berdiri sebatang pohon kayu yang sangat besar dan rindang, yang dikenal dengan nama pohon Alai. Di bawah naungan pohon Alai inilah mereka beristirahat sambil bermusyawarah untuk menentukan kelayakan tempat tersebut sebagai sebuah nagari.

Melalui musyawarah, akhirnya tercapailah kata sepakat untuk menjadikan daerah tersebut sebagai tempat tinggal dan pemukiman tetap. Sebagai pengingat akan tempat bersejarah di mana kesepakatan itu lahir, mereka menamakan pemukiman baru ini Nagari Tanjung Alai, sebuah nama yang diabadikan dari lokasi tanjung dan keberadaan pohon Alai yang menjadi saksi bisu pertemuan mereka.

 

Pembentukan Tiga Suku Utama

 

Beberapa waktu setelah menetap, para nenek moyang kembali mengadakan musyawarah untuk membentuk tatanan masyarakat sesuai adat Minangkabau. Karena berasal dari tiga rombongan yang berbeda, mereka pun sepakat untuk membentuk tiga suku utama di Nagari Tanjung Alai. Dalam musyawarah yang sama, diangkat pula penghulu pucuk sebagai pimpinan dari masing-masing suku tersebut, yaitu:

  1. Suku Sumpadang, dengan Penghulu Pucuk Datuk Marajo.

  2. Suku Limo Panjang, dengan Penghulu Pucuk Datuk Majo Indo.

  3. Suku Limo Singkek, dengan Penghulu Pucuk Datuk Bagindo Marajo.

 

Struktur Adat dan Pimpinan Suku

 

Struktur adat Nagari Tanjung Alai tersusun secara rinci dalam tatanan "Tigo Suku dan Tigo Andiko" yang menjadi dasar pemerintahan adat. Dari struktur inilah lahir sebutan "Orang Nan Duo Puluh Tujuh (27)" yang merujuk pada para pemangku adat di nagari. Berikut adalah susunan lengkapnya:

1. Suku Sumpadang (Orang Sembilan Ninik)

  • Sumpadang Ateh:

    • Penghulu Suku: Dt. Marajo

    • Monti: Dt. Rajo Mogek

    • Pandito: Malin Bongsu

    • Dubalang: Dt. Motuih

  • Sumpadang Baruh (Andiko):

    • Penghulu Suku: Dt. Mudo

    • Monti: Dt. Bagindo Sati

    • Pandito: Bagindo Khatib

    • Dubalang: Dt. Tan Marajo

2. Suku Limo Singkek (Orang Delapan Ninik)

  • Limo Singkek:

    • Penghulu Suku: Dt. Bagindo Marajo

    • Monti: Dt. Bagindo Bongsu

    • Pandito: Malin Mudo

    • Dubalang: Dt. Mantari Kayo

  • Buah Cubadak (Andiko):

    • Penghulu Suku: Dt. Panghulu Marajo

    • Monti: Dt. Mogek Kayo

    • Pandito: Majo Pokih

    • Dubalang: Dt. Gompo

3. Suku Limo Panjang (Orang Tujuh Ninik)

  • Limo Panjang:

    • Penghulu Suku: Dt. Majo Indo

    • Monti: Dt. Indo Marajo

    • Pandito: Malin Sulaiman

    • Dubalang: Dt. Lenggang Marajo

  • Panyalai (Andiko):

    • Penghulu Suku: Dt. Rajo Sampono

    • Monti: Dt. Rang Kayo Batuah

    • Pandito: Malin Sampono

    • Dubalang: Dt. Lelo Nan Panjang

Struktur adat inilah yang menjadi warisan sejarah, pedoman, dan landasan kehidupan sosial budaya masyarakat di Nagari Tanjung Alai hingga hari ini.